Halaman

Rabu, 04 Desember 2013

Baik Dan Buruk



MAKALAH
BAIK dan BURUK
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak
Dosen Pembimbing : Chafidoh.S.Ag





Disusun oleh:
Miftahul Hadi
M Saiful Ghufron


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ PURWOREJO
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah bahasa dan logika dapat terselesaikan.
            Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.
Penulis

















DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ................................................................................               i
KATA PENGANTAR ..............................................................................              ii
DAFTAR ISI .............................................................................................             iii
A.    BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang................................................................................              1
b.      Rumusan masalah...........................................................................              1
c.       Tujuan ............................................................................................              1
B.     BAB II
PEMBAHASAN
a.    Pengertian Baik dan Buruk.............................................................              2
b.   Ukuran Baik dan Buruk..................................................................              3
c.   Baik dan Buruk menurut ajaran Islam............................................              7
C.     Bab III
a.       Kesimpulan ....................................................................................            10
b.      Daftar pustaka................................................................................            11

















BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik dan buruk adalah persoalan yang pertama kali muncul di kalangan filsuf Yunani. Persoalan ini pula yang menjadi pembahasan utama dalam ilmu akhlak dan estetika. Bahkan , setiap filsuf banyak yang membicarakan maslah ini. Dikalangan teolog, persoalan ini menimbulkan perdebatan-perdebatan yang sengit diantara berbagai aliran. Mu’tazilah umpamanya, berpendapat bahwa akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Berbeda dengan pendapat ahlussunah wal jama’ah, diantaranya As’ariyah. Mereka berpendapat bahwa penentuan baik dan buruk mutlak otoritas wahyu, bukan akal.
Dalam pembicaraan tentang akhlak baik dan buruk sangat penting, karena terdapat dua alasan , yang pertama yaitu persoalan ini menjadi pembahasan utama ilmu akhlak sekaligus menjadi inti keberagamaan seseorang. Yang kedua yaitu mengetahui pandangan islam tentang persoalan ini ditengah maraknya berbagai aliran yang membincangkan persoalan ini.
B. Rumusan masalah
a.       Apa pengertian baik dan buruk ?
b.      Apa ukuran baik dan buruk ?
c.       Bagaimana Baik dan buruk menurut Agama Islam ?
C. Tujuan
a.       Untuk mengetahui baik dan buruk
b.      Untuk mengetahui ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan buruk
c.       Untuk mengetahui baik dan buruk menurut Agama Islam
d.      Untuk memenuhi tugas presentasi kelompok mata kuliah Akhlak






BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian baik dan buruk
Baik dan buruk merupak sifat yang selamanya akan menempel pada suatu benda, entah benda mati maupun benda hidup. Setiap ada pengertian baik pasti ada pengertian buruk. Dalam mendefinisikan baik dan buruk, setiap orang pasti berbeda-beda. Berikut ini adalah berbagai macam pendapat :
1.      Ali bin Abi Thalib(W.40 H): kebaikan adalah menjauhkan diri dari larangan, mencari sesuatu yang halal, dan memberikan kelonggaran pada keluarga.
2.      Ibnu Maskawih (941-1030 M): kebaiakan yang dihasilkan oleh manusia melalui kehendak yang tinggi. Keburukan adalah sesuatu yang diperlambat demi mencapai kebaikan.
3.      Muhammad Abduh (1849-1905): kebaikan adalah apa yang lebih kekal faedahnya meskipun menimbulkan rasa sakit dalam melakukannya.
4.      Toshihiko Izutsu (1914-1993): Didalam Al-Qur’an tidak ada konsep baik dan buruk abstrak yang dikembangkan sepenuhnya. Kosakata Al-Qur’an mengandung sekian banyak kosakata yang biasanya diterjemahkannya dengan baik dan buruk, tetapi banyak  diantaranya  merupakan kata-kata deskriptif dan indikatif.  
5.      Louis Ma’luf: baik,lawan buruk, adalah menggapai kesempurnaan sesuatu. Buruk, lawan baik, adalah kata yang menunjukan sesuatu yang tercela dan dosa
6.      Poerdawinta(1904-1958) : baik: (1) elok,patut,teratur,(2) berguna, manjur ;(3)tidak jahat; (4) sembuh, pulih;(5)selamat(tak kurang sesuatu apapun). Buruk: (1) rusak atau busuk;(2) jahat,jelek, kurang baik,tyidak menyenagkan.
Meskikpun secara redaksional berbeda-beda, secara subtantif definisi baik dan buruk mengandung keseragaman. Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan ,dan disukai manusia. Sedangkan buruk adalah sesuatu yang berhubungan dengan suatu yang rendah, hina, susah, dan dibenci manusia.


B. UKURAN BAIK DAN BURUK
Setiap gerak dan langkah untuk mencari nilai , sudah tentu manusia memiliki setandar untuk mengukur sesutu yang baik dan buruk, kendati ukuran tersebut berlainan antara yang satu dengan lainnya. Baik dan buruk kadang juga diukur oleh adat istiadat.
Ukuran adat istiadat ini tentu berbeda-beda disetiap tempat. Sebab adat istiadat sangat dipengaruhu oleh faktor geografis dan lingkungan yang berbeda antar lingkungan yang satu dengan lingkungan lainnya. Maka muncul berbagai aliran etika yang mempunyai standar masing-masing dalam menentukan baik dan buruk.
Berikut ini beberapa  aliran etika, diantaranya adalah :
1. Aliran Naturalisme
Naturalisme adalah aliran filsafat yang menerima “natura” sebagai keseluruhan realiata. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains dan alam.Menurut  aliaran Naturalisme, bisa dikatakan baik apabila sesuatu tersebut sesuai dengan fitrahnya,dan sebaliknya, dikatakan buruk apabila sesuatu tersebut tidak sesuai dengan fitrahnya.
Pola pemikiran pada aliran ini menyangkut baik dan buruk yang didasarkan pada adanya kelangsungan hidup didunia ini. Seluruh makhluk yang diciptakan didunia ini hanya memiliki satu tujuan, yaitu memenuhi suatu panggilan naturnya kearah kesempurnaan yang abadi. Karena manusia dibekali akal pikiran, ia akan mampu bertahan hidup lebih lama didalam dunia ini.
Beberapa pemikiran aliran Naturalisme :
a)      Segala sesuatu dalam dunia ini menuju pada tujuan tertentu. Memenuhi panggilan natur setiap sesuatu dapat mengantarkan pada kesempurnaan. Benda-benda dan tumbuhan juga termasuk didalamnya, menuju pada satu tujuan, tetapi dapat dicapai secara otomatis tanpa pertimbangan dan perasaan.
b)      Hewan mencapai tujuannya melalui naluri, sedangkan manusia melalui akalnya karena itulah perantara baginya untuk mencapai kesempurnaan. Atas dasar itu manusia harus berpedoman pada akal.
Jean jack Roiusseau mengemukakan bahwa , kemajuan , pengetahuan, dab kebudayaan menjadi perusak alam semesta.
Tolok ukur yang digunakan aliran naturalisme mengenai baik dan buruk adalah apakah sesuatu itu sama dengan fitrahnya atau tidak. Jika sesuai dengan fitrah berarti sesuatu itu baik, begitu pula sebaliknya.
2. Aliran Hedonisme
Hedonis berasal dari bahasa Yunani Hedone yang berarti “kesenangan” atau “kenikmatan”. Dalam Filsafat Yunani Hedonisme ditemukan oleh Aristippos dari Keyrene (sekitar 433-355 SM), seorang murid Socrates.
Berikut ini beberapa pandangan aliran Hedonisme :
a)      Setiap perbuatan dikatakan susila apabila perbuatan itu mengandung kelezatan atau kenikmatan.
b)      Kelezatan dan kenikmatan merupakan suatu pokok tolak ukur untuk menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan.
Bagi kita, pandangan ini menimbulkan sebuah kebingungan, yaitu perbuatan bagaimana yang dikatakan lezat dan nikmat tersebut?. Hal ini karena logika antara orang yang satu dengan lainnya berbeda, belum tentu setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dianggap lezat atau nikmat oleh orang lain. Oleh karena itu orang yang menganut paham ini harus mampu berusaha dengan nilai logikanya untuk meniliti mana perbutan susila yang mengandung nilai kenikmatan ataupun nilai kelezatan sekalipun hanya untuk kepentingan pribadinya.
3. Eudaemonisme
Eudaemonisme atau Eudaimonia berasal dari bahasa Yunani kuno Eudaemonia yang berarti ”bahagia”  atau  “kebahagiaan”  yang lebih tertuju pada rasa bahagia. Menurut beberapa filsuf  Eudaimonia mengajarkan tujuan tertinggi yang hendak dicapai oleh manusia.
Aliran ini ditemukan oleh Aristoteles (384-322 SM). Dalam bukunya, Nilomedian Ethics, ia mengemukakan bahwa dalam setiap kegitannya, manusia mengejar suatu tujuan , sedangkan tujuan tertinggi atau terakhir manusia adalah kebahagiaan (Eudaimonia).
Berikut ini beberapa pandangan  aliran Eudaemonisme :
a)      Tujuan hidup dan kegiatan manusia adalah tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan yang sifatnya hanya sementara.
b)      Kesejahteraan dan kebahagiaan jasmaniah adalah satu-satunya hal yang baik dalam dirinya sendiri, sedangkan kejahatan dianggap sebagai penyebab utama segala bentuk rasa sakit dan kesedihan.
c)      Yang disebut baik dalam moral adalah hal-hal yang mendatangkan kegunaan dan keuntungan manusia dalam mencapai cita-citanya, yaitu kesuksesan dan kebahagian sementara.
Aliran ini terbagi menjadi dua macam :
a)      Bersifat pribadi yang berarti hanya berhubungan dengan kebahagiaan dan kesenangan pribadi.
b)      Bersifat sosial berarti kebahagian dan kesejahteraan yang berhubungan dengan sosial kelompok.
4. Pragmatisme
Istilah Pragamatisme sering didengar, terutama dalam konteks pergaulan zaman sekarang ini. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang terkenal sejak abad ke-20 yang dipelopori oleh Charles Sanders Peirce, Wiliam James, dan John Dewey. Bagi Pragmatisme, filsafat lebih mempunyai nilai yang bermanfaat bagi hidup manusia jikalau bisa mendapatkan apa yang berguna secara praktis. Pragnatisme dalam bentuk umum adalah pemikiran yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada. Dengan demikian, pemikiran pragmatisme akan berubah setiap saat, adapun yang tidak berubah adalah pemikiran yang mempertahankan kepentingan itu sendiri, dengan demikian pragmatisme adalah pemikiran yang tidak teratur sebab individu itu tidak teratur.   
5. vitalisme
Tokoh utama aliran Vitalisme adalah Friedrich Niettsche(1844-1990)yang filsafatnya menonjolkan manusia baru sebagai  “Ubermensh” (manusia sempurna) yang berkemauan keras menempuh hidup baru. Filsafatnya bersifat atheistis, tidak percaya adanya Tuhan dan sebagai konsekuensi pendirinya dan perjuangannya menentang gereja eropa.
Aliran ini bantahan terhadap aliran Naturalisme sebab menurut paham Vitalisme, ukuran baik dan buruk itu bukan alam, tetapi ”Vitae”  atau hidup (yang sangat di perlukan untuk hidup).
Beberapa pandangan aliran Vitalisme tentang ukuran baik dan buruk adalah sebagai berikut.
a)      Ukuran baik dan buruk adalah daya kekuatan hidup. Manusia dikatakan baik apabila memiliki daya kekuatan hidup yang kuat sehingga memaksa manusia yang lemah untuk buru.
b)      Keburukan adalah apabila manusia tidak memiliki daya kmampuan kuat yang memaksa dirinya untuk mengikuti pola kehidupan orang lain.


6. Idealisme
 Aliran ini sangat penting dalam perkemb angan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato yg menyatakan bahwa alam dan cita-cita adalah kenyataan sebenarnya.Adanya alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide.Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya, dapat dikatakan sepanjang masa,tidak pernah hilang sama sekali paham idealisme.
Tokoh dalam aliaran ini adalah Immanual Kant (1725-1804),
Pokok-pokok pandangan ini adalah :
a)      Wujud yang paling dalam (hakikat) adalah kerohanian. Seseorang berbuat baik bukan karena dianjurkan oleh orang lain, melainkan kemauan sendiri atau rasa kewajiban. Sekalipun dancam dan dicela, perbuatan baik itu  dilakukan karena adanya rasa kewajiban yang terdapat dalam naluri manusia.
b)      Manusia terpengaruh oleh faktor  “kemauan”  yang melahirkan tindakan yang konkrit. Adapun kemaun disini adalah kemauan baik.
c)      Kemauan yang baik itulah yang dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya, yaitu “rasa kejiwaan”.
7. Eksistensialisme
Metode yang digunakan para pemikir  Eksistensialise disebut metode eksistensialis, dimana dalam metode ini  dipengaruhi oleh Kierkegaard (1813-1855), bapak Eksistensialisme.
Etika Eksistensialisme berpandangan bahwa eksistensi diatas dunia terkait dengan keputusan-keputusan individu. Artinya apabila individu tidak mengambil suatu keputusan, pastilah tidak akan ada yang terjadi. Ungkapan dari aliran ini adalah truth is subjectivity atau kebenaran terletak pada kepribadiannya maka disebut baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak baik bagi pribadinya, itulah yang buruk.

8. Utilitarisme
Aliran ini merupakan faham dalam filsafat moral yang menekankan prinsip manfaat sebagai prinsip moral yang mendasar. Yang dimaksudkan prinsip manfaat tersebut adalah prinsip yang menjadikan tolok ukur pokok dalam mengambil suatu keputusan, apakah tindakan tersebut secara moral bisa dibenarkan atau tidak. Tokoh dalam aliran ini adalah John Stiart Mill (1806-1873).
Pokok-pokok  pandangan aliran ini adalah :
a)      Baik buruknya suatu perbuatan atas dasar besar kecilnya manfaat yang ditimbulkan oleh manusia.
b)      Kebaikan yang tertinggi adalah manfaat
c)      Segala tingkah laku manusia diarahkan pada pekerjaan yang membuahkan manfaat yang sebesar-besarnya.
d)     Tujuannya adalah kebahagiaan orang banyak. Misalakan suatu pengorbanan dapat dipandang baik jika mendatangkan manfaat. Lain daripada itu adalah sis-sia.
Utilitarisme disebut Universal karena yang menjadi norma moral, bukanlah akibat-akibat baik bagi sipelaku itu sendiri, malainkan akibat –akibat  baik diseluruh dunia.

9. Deontologi
Istilah (deontologi) berasal dari kata Yunani deon  yang berarti kewajiban. Oleh karena itu, etika deontolgi lebih menekankan pada kewajiban manusia untuk berbuat baik. Menurut aliran ini, suatu tindakan dianggap baik bukan berdasarkan tujuan atau tampak perbuatan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri.

10. Teologis
Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan adalah ajaran Tuhan, apakah perbuatan tersebut diperintah ataupun dilarang. Segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan itu baik. Sebaliknya perbuatan yang dilarang-Nya adalah buruk.

11. Tradisional
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya. Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan perbedaan antar suku.
Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :

1. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2. Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya diwariskan        secara turun temurun.
4. Perbuatan orang-orang terdahulu

D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.. Menurut ajaran agama islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-Qur’an maupun Hadist banyak dijumpai istilah yang mengacu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah, thayyibah, khair, mahmudah. karimah dan al-birr.
1. Al-hasanah
            Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah  dibagi menjadi tiga, pertama hasnah dari segi akal, kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari segi panca indra. Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan, kelapangan rezeki dan kemenangan.
2. Al-thayyibah
            Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.
3. Al-khair
Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat. Lawannya adalah Al-syarr.
4. Karimah
            Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari. Selanjutnya kata karimah biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji, seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.
5. Al-mahmudah
            Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT. Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.
6.Al-birr
            Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik. Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia. Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar dan jika digunakan untuk manusia, maka yang dimaksud adalah ketaatannya











BAB III
KESIMPULAN
Pengertian baik dan buruk sangat relative sekali, karena tergantung pada pandangan dan  penilaian masing-masing orang yang merumuskannya.
Beberapa aliran yang mendefinisikan baik dan buruk antara lain :
a)      Aliran Naturalisme
b)      Aliran Hedonisme
c)      Aliran Eudaemonisme
d)     Aliran Pragmatisme
e)      Aliran Vitalisme
f)       Aliran Idealisme
g)      Aliran Eksistensialisme
h)      Aliran Utilitarisme
i)        Aliran Deontologi
j)        Aliran Teologis
k)      Aliran Tadisional
Dari beberapa penilaian aliran diatas tentang baik dan buruk  dapat dikemukakan bahwa baik dan buruk seseorang dilihat berdasarkan pola fikir mereka, berbeda dengan kita sebagai umat beragama Islam,  penentuan baik dan buruk berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Jadi untuk menentukan baik dan buruk tidak bisa seanaknya sendiri,mungkin bagi mereka yang berbeda aliran dengan kita, menilai sesuatu tersebut baik, belum tentu bagi kita itu baik, dan kita mempunyai dasar yaitu Al-Qur’an dan Hadits.







DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rasihan. Akhlak Tasawuf.  Bandung : Pustaka Setia, 2010.
http://azmuharam.blogspot.com/2009/03/baik-dan-buruk-kebebasan-tanggung-jawab.html


Tidak ada komentar: