MAKALAH
BAIK dan BURUK
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak
Dosen Pembimbing : Chafidoh.S.Ag
Disusun oleh:
Miftahul
Hadi
M
Saiful Ghufron
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ PURWOREJO
TAHUN AJARAN 2013/2014
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur
kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan,
taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga
penyusunan makalah bahasa dan logika dapat terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
A. BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang................................................................................ 1
b. Rumusan masalah........................................................................... 1
c. Tujuan ............................................................................................ 1
B. BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Baik dan Buruk............................................................. 2
b. Ukuran Baik dan Buruk.................................................................. 3
c. Baik dan Buruk menurut ajaran Islam............................................ 7
C. Bab III
a. Kesimpulan .................................................................................... 10
b. Daftar pustaka................................................................................ 11
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Baik dan buruk adalah persoalan yang pertama kali muncul di
kalangan filsuf Yunani. Persoalan ini pula yang menjadi pembahasan utama dalam
ilmu akhlak dan estetika. Bahkan , setiap filsuf banyak yang membicarakan
maslah ini. Dikalangan teolog, persoalan ini menimbulkan perdebatan-perdebatan
yang sengit diantara berbagai aliran. Mu’tazilah umpamanya, berpendapat bahwa
akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Berbeda
dengan pendapat ahlussunah wal jama’ah, diantaranya As’ariyah. Mereka
berpendapat bahwa penentuan baik dan buruk mutlak otoritas wahyu, bukan akal.
Dalam pembicaraan tentang akhlak baik dan buruk sangat penting,
karena terdapat dua alasan , yang pertama yaitu persoalan ini menjadi
pembahasan utama ilmu akhlak sekaligus menjadi inti keberagamaan seseorang.
Yang kedua yaitu mengetahui pandangan islam tentang persoalan ini
ditengah maraknya berbagai aliran yang membincangkan persoalan ini.
B.
Rumusan masalah
a.
Apa pengertian baik dan buruk ?
b.
Apa ukuran baik dan buruk ?
c.
Bagaimana
Baik dan buruk menurut Agama Islam ?
C. Tujuan
a.
Untuk mengetahui baik dan buruk
b.
Untuk mengetahui ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan buruk
c.
Untuk mengetahui baik dan buruk menurut Agama Islam
d.
Untuk memenuhi tugas presentasi kelompok mata kuliah Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian baik dan buruk
Baik
dan buruk merupak sifat yang selamanya akan menempel pada suatu benda, entah
benda mati maupun benda hidup. Setiap ada pengertian baik pasti ada pengertian
buruk. Dalam mendefinisikan baik dan buruk, setiap orang pasti berbeda-beda.
Berikut ini adalah berbagai macam pendapat :
1.
Ali
bin Abi Thalib(W.40
H): kebaikan adalah menjauhkan diri dari larangan, mencari sesuatu yang halal,
dan memberikan kelonggaran pada keluarga.
2.
Ibnu Maskawih (941-1030 M): kebaiakan yang dihasilkan oleh manusia
melalui kehendak yang tinggi. Keburukan adalah sesuatu yang diperlambat demi
mencapai kebaikan.
3.
Muhammad
Abduh (1849-1905): kebaikan adalah apa yang lebih kekal faedahnya meskipun
menimbulkan rasa sakit dalam melakukannya.
4.
Toshihiko
Izutsu (1914-1993): Didalam Al-Qur’an tidak ada konsep baik dan buruk abstrak
yang dikembangkan sepenuhnya. Kosakata Al-Qur’an mengandung sekian banyak
kosakata yang biasanya diterjemahkannya dengan baik dan buruk, tetapi
banyak diantaranya merupakan kata-kata deskriptif dan indikatif.
5.
Louis Ma’luf: baik,lawan buruk, adalah menggapai kesempurnaan sesuatu. Buruk,
lawan baik, adalah kata yang menunjukan sesuatu yang tercela dan dosa
6.
Poerdawinta(1904-1958) : baik: (1) elok,patut,teratur,(2) berguna,
manjur ;(3)tidak jahat; (4) sembuh, pulih;(5)selamat(tak kurang sesuatu
apapun). Buruk: (1) rusak atau busuk;(2) jahat,jelek, kurang baik,tyidak
menyenagkan.
Meskikpun
secara redaksional berbeda-beda, secara subtantif definisi baik dan buruk mengandung
keseragaman. Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur,
bermartabat, menyenangkan ,dan disukai manusia. Sedangkan buruk adalah sesuatu
yang berhubungan dengan suatu yang rendah, hina, susah, dan dibenci manusia.
B. UKURAN BAIK
DAN BURUK
Setiap
gerak dan langkah untuk mencari nilai , sudah tentu manusia memiliki setandar
untuk mengukur sesutu yang baik dan buruk, kendati ukuran tersebut berlainan
antara yang satu dengan lainnya. Baik dan buruk kadang juga diukur oleh adat
istiadat.
Ukuran
adat istiadat ini tentu berbeda-beda disetiap tempat. Sebab adat istiadat
sangat dipengaruhu oleh faktor geografis dan lingkungan yang berbeda antar
lingkungan yang satu dengan lingkungan lainnya. Maka muncul berbagai aliran
etika yang mempunyai standar masing-masing dalam menentukan baik dan buruk.
Berikut ini beberapa aliran etika, diantaranya adalah :
1. Aliran
Naturalisme
Naturalisme adalah aliran filsafat yang menerima “natura” sebagai
keseluruhan realiata. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh
sains dan alam.Menurut aliaran
Naturalisme, bisa dikatakan baik apabila sesuatu tersebut sesuai dengan
fitrahnya,dan sebaliknya, dikatakan buruk apabila sesuatu tersebut tidak sesuai
dengan fitrahnya.
Pola
pemikiran pada aliran ini menyangkut baik dan buruk yang didasarkan pada adanya
kelangsungan hidup didunia ini. Seluruh makhluk yang diciptakan didunia ini
hanya memiliki satu tujuan, yaitu memenuhi suatu panggilan naturnya kearah
kesempurnaan yang abadi. Karena manusia dibekali akal pikiran, ia akan mampu
bertahan hidup lebih lama didalam dunia ini.
Beberapa pemikiran aliran
Naturalisme :
a)
Segala sesuatu dalam dunia ini menuju pada tujuan tertentu. Memenuhi panggilan
natur setiap sesuatu dapat mengantarkan pada kesempurnaan. Benda-benda dan
tumbuhan juga termasuk didalamnya, menuju pada satu tujuan, tetapi dapat
dicapai secara otomatis tanpa pertimbangan dan perasaan.
b)
Hewan
mencapai tujuannya melalui naluri, sedangkan manusia melalui akalnya karena
itulah perantara baginya untuk mencapai kesempurnaan. Atas dasar itu manusia harus berpedoman pada
akal.
Jean
jack Roiusseau mengemukakan bahwa , kemajuan , pengetahuan, dab kebudayaan
menjadi perusak alam semesta.
Tolok
ukur yang digunakan aliran naturalisme mengenai baik dan buruk adalah apakah
sesuatu itu sama dengan fitrahnya atau tidak. Jika sesuai dengan fitrah berarti
sesuatu itu baik, begitu pula sebaliknya.
2. Aliran
Hedonisme
Hedonis
berasal dari bahasa Yunani Hedone yang berarti “kesenangan” atau
“kenikmatan”. Dalam Filsafat Yunani Hedonisme ditemukan oleh Aristippos dari
Keyrene (sekitar 433-355 SM), seorang murid Socrates.
Berikut ini beberapa pandangan
aliran Hedonisme :
a)
Setiap perbuatan dikatakan susila apabila perbuatan itu mengandung
kelezatan atau kenikmatan.
b)
Kelezatan
dan kenikmatan merupakan suatu pokok tolak ukur untuk menentukan baik dan
buruknya suatu perbuatan.
Bagi
kita, pandangan ini menimbulkan sebuah kebingungan, yaitu perbuatan bagaimana
yang dikatakan lezat dan nikmat tersebut?. Hal ini karena logika antara orang
yang satu dengan lainnya berbeda, belum tentu setiap perbuatan yang dilakukan
oleh seseorang dianggap lezat atau nikmat oleh orang lain. Oleh karena itu
orang yang menganut paham ini harus mampu berusaha dengan nilai logikanya untuk
meniliti mana perbutan susila yang mengandung nilai kenikmatan ataupun nilai
kelezatan sekalipun hanya untuk kepentingan pribadinya.
3. Eudaemonisme
Eudaemonisme
atau Eudaimonia berasal dari bahasa Yunani kuno Eudaemonia yang berarti
”bahagia” atau “kebahagiaan” yang lebih tertuju pada rasa bahagia. Menurut
beberapa filsuf Eudaimonia mengajarkan
tujuan tertinggi yang hendak dicapai oleh manusia.
Aliran
ini ditemukan oleh Aristoteles (384-322 SM). Dalam bukunya, Nilomedian
Ethics, ia mengemukakan bahwa dalam setiap kegitannya, manusia mengejar
suatu tujuan , sedangkan tujuan tertinggi atau terakhir manusia adalah
kebahagiaan (Eudaimonia).
Berikut ini beberapa pandangan aliran Eudaemonisme :
a)
Tujuan hidup dan kegiatan manusia adalah tercapainya kebahagiaan dan
kesejahteraan yang sifatnya hanya sementara.
b)
Kesejahteraan
dan kebahagiaan jasmaniah adalah satu-satunya hal yang baik dalam dirinya
sendiri, sedangkan kejahatan dianggap sebagai penyebab utama segala bentuk rasa
sakit dan kesedihan.
c)
Yang disebut baik dalam moral adalah hal-hal yang mendatangkan kegunaan
dan keuntungan manusia dalam mencapai cita-citanya, yaitu kesuksesan dan
kebahagian sementara.
Aliran ini terbagi menjadi dua macam
:
a)
Bersifat pribadi yang berarti hanya berhubungan dengan kebahagiaan dan
kesenangan pribadi.
b)
Bersifat sosial berarti kebahagian dan kesejahteraan yang berhubungan
dengan sosial kelompok.
4. Pragmatisme
Istilah
Pragamatisme sering didengar, terutama dalam konteks pergaulan zaman sekarang
ini. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang terkenal sejak abad
ke-20 yang dipelopori oleh Charles Sanders Peirce, Wiliam James, dan John
Dewey. Bagi Pragmatisme, filsafat lebih mempunyai nilai yang bermanfaat bagi
hidup manusia jikalau bisa mendapatkan apa yang berguna secara praktis.
Pragnatisme dalam bentuk umum adalah pemikiran yang dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi yang ada. Dengan demikian, pemikiran pragmatisme akan berubah
setiap saat, adapun yang tidak berubah adalah pemikiran yang mempertahankan
kepentingan itu sendiri, dengan demikian pragmatisme adalah pemikiran yang
tidak teratur sebab individu itu tidak teratur.
5. vitalisme
Tokoh
utama aliran Vitalisme adalah Friedrich Niettsche(1844-1990)yang filsafatnya
menonjolkan manusia baru sebagai “Ubermensh” (manusia sempurna) yang berkemauan
keras menempuh hidup baru. Filsafatnya bersifat atheistis, tidak percaya adanya
Tuhan dan sebagai konsekuensi pendirinya dan perjuangannya menentang gereja
eropa.
Aliran
ini bantahan terhadap aliran Naturalisme sebab menurut paham Vitalisme, ukuran baik
dan buruk itu bukan alam, tetapi ”Vitae” atau hidup (yang sangat di perlukan untuk
hidup).
Beberapa pandangan aliran Vitalisme
tentang ukuran baik dan buruk adalah sebagai berikut.
a)
Ukuran
baik dan buruk adalah daya kekuatan hidup. Manusia dikatakan baik apabila
memiliki daya kekuatan hidup yang kuat sehingga memaksa manusia yang lemah
untuk buru.
b)
Keburukan
adalah apabila manusia tidak memiliki daya kmampuan kuat yang memaksa dirinya
untuk mengikuti pola kehidupan orang lain.
6. Idealisme
Aliran ini sangat
penting dalam perkemb angan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat
barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato yg menyatakan bahwa
alam dan cita-cita adalah kenyataan sebenarnya.Adanya alam nyata yang menempati
ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide.Aristoteles memberikan
sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai suatu
tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya
dari benda itu. Sebenarnya, dapat dikatakan sepanjang masa,tidak pernah hilang
sama sekali paham idealisme.
Tokoh dalam aliaran ini adalah
Immanual Kant (1725-1804),
Pokok-pokok pandangan ini adalah :
a)
Wujud yang paling dalam (hakikat) adalah kerohanian. Seseorang berbuat
baik bukan karena dianjurkan oleh orang lain, melainkan kemauan sendiri atau
rasa kewajiban. Sekalipun dancam dan dicela, perbuatan baik itu dilakukan karena adanya rasa kewajiban yang
terdapat dalam naluri manusia.
b)
Manusia terpengaruh oleh faktor “kemauan” yang melahirkan tindakan yang konkrit. Adapun
kemaun disini adalah kemauan baik.
c)
Kemauan
yang baik itulah yang dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya,
yaitu “rasa kejiwaan”.
7.
Eksistensialisme
Metode
yang digunakan para pemikir Eksistensialise
disebut metode eksistensialis, dimana dalam metode ini dipengaruhi oleh Kierkegaard (1813-1855),
bapak Eksistensialisme.
Etika
Eksistensialisme berpandangan bahwa eksistensi diatas dunia terkait dengan
keputusan-keputusan individu. Artinya apabila individu tidak mengambil suatu
keputusan, pastilah tidak akan ada yang terjadi. Ungkapan dari aliran ini
adalah truth is subjectivity atau kebenaran terletak pada kepribadiannya
maka disebut baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak baik bagi
pribadinya, itulah yang buruk.
8. Utilitarisme
Aliran ini merupakan faham dalam filsafat moral yang menekankan
prinsip manfaat sebagai prinsip moral yang mendasar. Yang dimaksudkan prinsip
manfaat tersebut adalah prinsip yang menjadikan tolok ukur pokok dalam
mengambil suatu keputusan, apakah tindakan tersebut secara moral bisa
dibenarkan atau tidak. Tokoh dalam aliran ini adalah John Stiart Mill
(1806-1873).
Pokok-pokok pandangan aliran ini adalah :
a)
Baik buruknya suatu perbuatan atas dasar besar kecilnya manfaat yang
ditimbulkan oleh manusia.
b)
Kebaikan yang tertinggi adalah manfaat
c)
Segala tingkah laku manusia diarahkan pada pekerjaan yang membuahkan
manfaat yang sebesar-besarnya.
d)
Tujuannya adalah kebahagiaan orang banyak. Misalakan suatu pengorbanan
dapat dipandang baik jika mendatangkan manfaat. Lain daripada itu adalah
sis-sia.
Utilitarisme
disebut Universal karena yang menjadi norma moral, bukanlah
akibat-akibat baik bagi sipelaku itu sendiri, malainkan akibat –akibat baik diseluruh dunia.
9. Deontologi
Istilah
(deontologi) berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Oleh karena itu, etika
deontolgi lebih menekankan pada kewajiban manusia untuk berbuat baik. Menurut
aliran ini, suatu tindakan dianggap baik bukan berdasarkan tujuan atau tampak
perbuatan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri.
10. Teologis
Aliran
ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan adalah
ajaran Tuhan, apakah perbuatan tersebut diperintah ataupun dilarang. Segala
sesuatu yang diperintahkan Tuhan itu baik. Sebaliknya perbuatan yang
dilarang-Nya adalah buruk.
11. Tradisional
Tiap
umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik
untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat
kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya.
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah
kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah
bermacam-macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu
saja, bahkan perbedaan antar suku.
Adapun sumber
daripada adat kebiasaan antara lain :
1.
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2. Perbuatan /
peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3. Anggapan baik
dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya diwariskan secara turun temurun.
4. Perbuatan
orang-orang terdahulu
D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.. Menurut
ajaran agama islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan
Hadist.Didalam Al-Qur’an maupun Hadist banyak dijumpai istilah yang mengacu
pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik
misalnya al-hasanah, thayyibah, khair, mahmudah. karimah dan al-birr.
1. Al-hasanah
Al-Raghib Asfahani
mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah dibagi menjadi tiga, pertama hasnah dari segi
akal, kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari segi panca indra.
Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,
kelapangan rezeki dan kemenangan.
2.
Al-thayyibah
Kata Al-thayyibah
khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada
panca indra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Lawan
dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.
3. Al-khair
Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh
seluruh umat manusia seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang
bermanfaat. Lawannya adalah Al-syarr.
4. Karimah
Kata Al-karimah
digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang
ditampakkan pada kehidupan sehari-hari. Selanjutnya kata karimah biasanya
digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji, seperti menafkahkan
hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.
5. Al-mahmudah
Kata ini digunakan
untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang
disukai Allah SWT. Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada
kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.
6.Al-birr
Kata Al-birr
digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas melakukan perbuatan yang
baik. Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga
untuk manusia. Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah, maka maksudnya
adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar dan jika digunakan untuk
manusia, maka yang dimaksud adalah ketaatannya
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian
baik dan buruk sangat relative sekali, karena tergantung pada pandangan
dan penilaian masing-masing orang yang
merumuskannya.
Beberapa aliran yang mendefinisikan
baik dan buruk antara lain :
a)
Aliran
Naturalisme
b)
Aliran
Hedonisme
c)
Aliran
Eudaemonisme
d)
Aliran
Pragmatisme
e)
Aliran
Vitalisme
f)
Aliran
Idealisme
g)
Aliran
Eksistensialisme
h)
Aliran
Utilitarisme
i)
Aliran
Deontologi
j)
Aliran
Teologis
k)
Aliran
Tadisional
Dari beberapa penilaian aliran diatas tentang
baik dan buruk dapat dikemukakan bahwa
baik dan buruk seseorang dilihat berdasarkan pola fikir mereka, berbeda dengan
kita sebagai umat beragama Islam,
penentuan baik dan buruk berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Jadi untuk
menentukan baik dan buruk tidak bisa seanaknya sendiri,mungkin bagi mereka yang
berbeda aliran dengan kita, menilai sesuatu tersebut baik, belum tentu bagi
kita itu baik, dan kita mempunyai dasar yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rasihan. Akhlak Tasawuf.
Bandung : Pustaka Setia, 2010.
http://azmuharam.blogspot.com/2009/03/baik-dan-buruk-kebebasan-tanggung-jawab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar